METODE PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI :
1.
Metode
System Development Life Cycle (SDLC)
Model SDLC atau
Sekuensial Linier sering disebut juga Model Air Terjun.
Model ini mengusulkan sebuah
pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial yang
dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode,
pengujian, dan pemeliharaan
Model ini
disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu
sebelum yang lainnya. Model ini
biasanya digunakan untuk membuat sebuah software dalam skala besar dan yang
akan dipakai dalam waktu yang lama. Sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar. Tidak sesuai atau
tidak terlalu disarankan untuk small scale project karena:
v
Resource
intensive
v
Tidak
fleksibel
v
Sulit
untuk aplikasi dengan perubahan cara pengambilan keputusan yang cepat
Tahapan-tahapan
(SDLC):
- Fase Perencanaan Sistem
Dalam tahapan ini dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan
pandangan sistem
informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai
informasi. Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan
prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.
Penyediaan sumber daya baru dan penyediaan dana untuk pengembangan sistem. Rencana kerja yang matang juga disusun untuk
menjalankan tahapan-tahapan lainnya. Hasil dari tahapan ini adalah :
Langkah-langkah detail rencana kerja dan penugasan untuk anggota tim.
- Fase Analisis Sistem
v Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi
komponen dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan system: definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan
kendala-kendala system, ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi
jadwal untuk solusi yang berpotensi.
v Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem
melakukan kegiatan analisis sistem.
v Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan
untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
v Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih
jelas tentang alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru.
v Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase
ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan
pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan
kebutuhan pemakai.
v Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin
tidak diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk
memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
v
Pada
akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini
berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui,tim proyek
sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan
tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai
semua peserta setuju
- Fase Perancangan Sistem secara Umum
v
Dibentuk
alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai.
Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan
konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik
yang cocok untuk kebutuhan mereka.
v Pada fase ini analis sistem mulai merancang
proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan
dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan.
Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka
harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas
atau pada tampilan komputer.
- Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan
point utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan
seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan
dengan proyek system dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan
evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak satupun
altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem
secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang.
Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya
dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif
perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan
dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.
- Fase Perancangan Sistem secara Detail
Pada fase ini
semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail.
Perencanaan output (layout)
dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang
dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
Berdasarkan
perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input
menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online
atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk
mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan
pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data.
Kendali-kendali yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam
ancaman dan error ditentukan.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara
detail dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua
spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi
menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman
yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi
peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.
- Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem
v Sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
v Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan
untuk implementasi sistem baru.
v
laporan
implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu:
1.
Rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and Evaluation Review Technique
(PERT) Chart
2.
Penjadwalan proyek dan teknik manajemen. Bagian kedua
adalah laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi
sistem, seperti :
·
Pengembangan perangkat lunak
·
Persiapan
lokasi peletakkan sistem
·
Instalasi
peralatan yang digunakan
·
Pengujian
Sistem
Kelebihan dan Kekurangan
- Kelebihan
v Mudah diaplikasikan.
v Memberikan template tentang metode analisis, desain,
pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.
- Kekurangan
v Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial
yang dianjurkan model karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
v Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara
eksplisit sehingga sulit untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal
proyek.
v Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu
sampai akhir proyrk dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal
akan menjadi masalah besar karena harus mengulang dari awal.
v Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu
karena anggota tim proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena
memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.
- Model Prototyping
Prototyping adalah proses
iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem
yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama
antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool
pengembangan untuk menyederhanakan proses.
Tahapan-tahapan
Model Prototyping
- Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan dan pengembang
bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan
semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
- Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan
membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan
(misalnya dengan membuat input dan format output).
- Menggunakan Sistem
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah
prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan.
- Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping
yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
- Menguji Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak
yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan
dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
- Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi
apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.
- Evaluasi Protoptyping
Perangkat lunak yang telah
diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Kelebihan dan Kekurangan
- Kelebihan
v Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
v Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret.
v Digunakan untuk memperluas SDLC.
- Kekurangan
v Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
v Mengesampingkan alternatif
pemecahan masalah.
v Bisanya kurang fleksible
dalam mengahdapi perubahan.
v Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah
dirubah dan
cepat selesai.
3. Model
RAD (Rapid Application Development)
RAD adalah
penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode
prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan
perancangan sistem informasi
selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60
sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
Tahapan-tahapan Model RAD
- Bussiness Modelling
Fase ini untuk mencari
aliran informasi seperti: informasi mengendalikan proses bisnis,
di mana informasi digunakan, siapa yang memprosenya, dan
informasi apa yang
dimunculkan.
- Testing and Turnover
Karena menggunakan kembali
komponen yang telah ada, maka akan mengurangi waktu pengujian. Tetapi komponen
baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh..
- Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga,
RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang
bisa dipakai lagi. Alat-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi
konstruksi perangkat lunak.
- Process Modelling
Aliran informasi pada fase
data modelling ditransformasikan untuk mendapatkan aliran
informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan diciptakan
untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan kembali objek data
tertentu
- Data Modelling
Fase
ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik
(atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan.
Kelebihan dan Kekurangan
- Kelebihan
v RAD
mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai
kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
v Setiap
fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD
yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.
- Kekurangan
v Tidak
cocok untuk proyek skala besar
v Proyek
bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
v Sistem
yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
v Resiko
teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini
4. Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah
model proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari
prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier.
Model iteratif ditandai
dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat
lunak yang lebih lengkap secara bertahap.
Tahapan-tahapan
Model Spiral
- Komunikasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara
pelanggan dan kebutuhan- kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.
- Perencanaan
Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya,
ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan.
- Analisis Resiko
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir
resikomanajemen dan teknis.
- Perekayasaan
Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau
lebih representasi dari apikasi tersebut.
- Konstruksi dan Peluncuran
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk
mengkonstruksi, menguji, memasang, dan memberi pelayanan kepada pemakai.
- Evaluasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari
pelanggan.
Kelebihan dan Kekurangan
- Kelebihan
v Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai
selama hidup perangkat lunak komputer.
v Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat
lunak skala besar
v Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan
bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus
bekerja selama proses
v Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan
resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
v Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan
klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif .
v Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko
teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
- Kekurangan
v Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa
dikontrol.
v Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah
yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
v Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang
absolute
5. Object Oriented Technology
Object Oriented Technology
merupakan cara pengembangan perangkat lunak berdasarkan abstraksi objek-objek
yang ada di dunia nyata. Filosofi Object Oriented sangat luar biasa sepanjang
siklus pengenbangan perangkat lunak (perencanaan, analisis, perancangan dan
implementasi) sehingga dapat diterapkan pada perancangan sistem secara umum:
menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan system secara keseluruhan.
Tahapan-Tahapan
Object Oriented Technology
6. Functional Decomposition Methodologies
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem
ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk
dipahami, dirancang dan ditetapkan.
Yang termasuk
dalam kelompok metodologi ini adalah :
- HIPO (Hierarchy
plus Input Process Output)
- Stepwise
Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
-
Information Hiding
7. Data Oriented Methodologies
Metodologi
ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses.
Dikelompokkan
ke dalam dua kelas, yaitu :
1. Data
flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat digambarkan
secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul
di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
- Composite Design
- SSAD (Structured System Analysis and Design)
2. Data
Structured oriented methodologies, Metodologi ini menekankan struktur
dari input dan output di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- JSD (Jackson’s System Development)
- W/O (Warnier/Orr)
8. Prescriptive Methodologies
Yang
termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information
System Design dan Optimization System), merupakan perangkat lunak yang
dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah
mengotomatisasi proses pengembangan system informasi. ISDOS mempunyai dua
komponen, yaitu :
1. PSL (Program
Statement Language), merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu
bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable
form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis
oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan
merupakan bahasa pemrograman prosedural.
2. PSA (Program
Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan
kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data
yang dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output
laporan.
9. Model V
Model ini
merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena
tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam
model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses
dilakukan bercabang.
Tahapan-Tahapan Model V
- Requirement Analysis & Acceptance Testing
Tahap Requirement Analysis sama
seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran dari tahap ini adalah
dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap yang akan
mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh para
pengguna atau tidak
- System Design & System Testing
Dalam tahap ini analis sistem mulai
merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah
dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini adalah spesifikasi
software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data, dan yang
lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga
dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.
- Architecture Design & Integration Testing
Sering juga disebut High Level
Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan berdasar kepada
beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul, ketergantungan tabel dalam
basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang dipakai.
- Module Design & Unit Testing
Sering juga disebut sebagai Low
Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul yang lebih kecil. Setiap
modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk memudahkan programmer
melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi program seperti: fungsi
dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul,
dan lain-lain.
- Coding
Dalam tahap ini dilakukan
pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.
Kelebihan dan Kekurangan
- Kelebihan
v V
Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan
penambahan dan pengurangan method dan tool secara dinamik.
Akibatnya sangat mudah untuk melakukan tailoring pada V Model agar
sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method
dan tool baru atau menghilangkan method dan tool yang
dianggap sudah obsolete.
v V
Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model
berpartisipasi dalam change control board yang memproses semua change
request terhadap V Model.
- Kekurangan
v V
Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan
sekali dalam suatu proyek.
v V
Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan
sekali dalam suatu proyek.
Penggunaan
V Model digunakan dalam proyek
teknologi informasi di negara Jerman. Hal ini berlaku terutama untuk proyek
teknologi informasi pada pada sektor pertahanan negara Jerman. Selain itu, V
Model juga digunakan oleh software developer negara Jerman untuk proyek
teknologi informasi lain.
10.
Metode
End-user Development
Disini
pengembangan dilakukan
langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan,
karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem
dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan
kecenderungan tumbuhnya “private” sistem informasi.
Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
Tahapan-tahapan EUD
- Tahap inisasi (initiation)
Yaitu
tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi
informasi.
informasi.
- Tahap ketularan (contagion)
Yaitu
tahap diamana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang menggunakan
teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan
untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini.
teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan
untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini.
- Tahap kendali (control)
Pada
tahap ini organisasi (perusahaa) sudah mulai selektif di dalam penggunaan
teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan
penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi.
teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan
penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi.
- Tahap matang (mature)
Pada tahap ini organisasi
(perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya
mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya
(cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi
yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing
mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya
(cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi
yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing
Kelebihan dan Kekurangan
- Kelebihan
v Dapat
menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi.
v Kebutuhan
pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri
oleh pemakai.
oleh pemakai.
v Menambah
atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan
sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
v Dapat
menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan
serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.
serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.
- Kekurangan
v Karena
pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini
pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai
teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi.
pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai
teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi.
v End
user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak sistem
informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
v End
user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis
pemakai sekaligus pengembang sistem.
pemakai sekaligus pengembang sistem.
11.
Metode
Outsourcing
Outsourcing merupakan
salah satu metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan
pengelolaannya pada pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan
efisiensi kerja. Metode ini seringkali juga disamakan
dengan metode lain seperti : sub kontrak, supplier, proyek atau
istilah lain yang berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah sama,
yaitu pemindahan layanan kepada pihak lain.
Kelebihan dan Kekurangan
- Kelebihan
v Manajemen TI
yang lebih baik, TI dikelola oleh pihak luar yang telah berpengalaman dalam
bidangnya, dengan prosedur dan standar operasi yang terus menerus dikembangkan.
v Fleksibiltas
untuk meresponse perubahan TI yang cepat, perubahan arsitektur TI berikut
sumberdayanya lebih mudah dilakukan
v Akses pada
pakar TI yang lebih baik
v Fokus pada
inti bisnis, perusahaan tidak perlu memikirkan bagaimana sistem TI-nya bekerja
- Kekurangan
v Terdapat
kekhawatiran tentang keamanan sistem informasi karena adanya peluang
penyalahgunaan sistem informasi oleh vendor, misalnya pembajakan atau
pembocoran informasi perusahaan
v Ada
peluang sistem informasi yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan
dikarenakan vendor tidak memahami kebutuhan sistem dalam perusahaan tersebut.
v ransfer
knowledge terbatas karena pengembangan sistem informasi sepenuhnya dilakukan
oleh vendor.
v Relatif
sulit melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi karena pengembangan
perangkat lunak dilakukan oleh vendor, sedangkan perusahaan umumnya
hanya terlibat sampai rancangan kebutuhan sistem.
v Dapat
terjadi ketergantungan kepada konsultan.
v Resiko
tidak kembalinya investasi yang telah dikeluarkan apabila terjadi ketidakcocokan
sistem informasi yang dikembangkan.
Referensi
terimakasih artikelnya
BalasHapusMy blog
terima kasih,artikel nya sangat membantu buat pembelajaran..( 1622500114 )
BalasHapusjangan lupa kunjungi blog kami di https://www.atmaluhur.ac.id
terima kasih atas artikelnya kak bisa menambah wawasan baru untuk saya
BalasHapusperkenalkan saya Dewi Putri ISB Atmaluhur
Menurut Pengalaman Kakak berapa lama setiap Fase yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dengan Metode System Development Life Cycle (SDLC),.terimakasih Kak atas jawabanya,.perkenalkan saya Riswanto Mahasiswa dari ISB Atma Luhur
BalasHapus